Selasa, 30 Maret 2010

Ajak Ngobrol Bayi Agar Cerdas

Are you looking for some inside information on news? Here's an up-to-date report from news experts who should know.
VIVAnews - Biasakan mengajak bicara bayi Anda walau umurnya masih satu bulan. Sebuah studi menunjukkan, mengajak bicara bayi sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.

Bahkan, kalimat-kalimat obrolan yang diperdengarkan pada usia tiga bulan memiliki dampak lebih besar terhadap pikirannya daripada sentuhan suara lain, termasuk musik.

Mengajak bicara bayi juga membantunya 'mengkategorikan' gambar secara lebih baik daripada mereka yang hanya mendengar nada.

If you base what you do on inaccurate information, you might be unpleasantly surprised by the consequences. Make sure you get the whole news story from informed sources.

Hampir 50 bulan penelitain ini dilakukan. Sebagai objek penelitiannya, tiga anak laki-laki dan perempuan yang dihadapkan dengan serangkaian gambar ikan, disertai kalimat obrolan. Percobaan berikutnya, mereka dihadapkan pada gambar dinosaurus.

Para peneliti mengukur berapa lama mereka melihat setiap gambar. Dari pengamatan didapat, para bayi melihat ikan lebih lama daripada dinosaurus. Hal ini menunjukkan, mereka telah merekam bentuk ikan di pikiran mereka melalui sentuhan verbal yang mereka dengar.

Peneliti Susan Hespos, dari Northwestern University di Illinois, mengatakan, "Untuk bayi usia muda mulai tiga bulan, kata-kata merangsang kemampuan untuk membentuk suatu kategori. Ini sebagai bukti awal bahwa bayi bisa mengenal objek dalam bentuk kategori.

"Kami menduga bahwa kata-kata yang diarahkan pada bayi membuat perhatiannya fokus pada benda-benda di sekitarnya, sehingga mereka mengenal suatu kelompok kategori, Susan menambahkan.

Don't limit yourself by refusing to learn the details about news. The more you know, the easier it will be to focus on what's important.

Senin, 29 Maret 2010

Pria Mandul Berisiko Kanker Prostat

The more you understand about any subject, the more interesting it becomes. As you read this article you'll find that the subject of news is certainly no exception.
JAKARTA, KOMPAS.com " Pria yang sudah dipastikan mandul diyakini berisiko lebih besar menderita kanker prostat progresif, demikian menurut riset yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer. Hasil studi ini menambah bukti dampak kesehatan jangka panjang pada infertilitas.

Studi terakhir mengamati rekam jejak 22.562 pria yang dievaluasi mengalami kemandulan antara tahun 1967 hingga 1998 pada 15 klinik kesuburan di California, Amerika Serikat. Menggunakan model matematika, tim peneliti dari University of California, AS, membandingkan data mengenai usia dan geografi dengan sampel dari populasi umum.

Para peneliti menemukan bahwa pria yang dipastikan mandul memiliki risiko hingga tiga kali lipat untuk terkena kanker prostat progresif dibandingkan dengan pria yang tidak mandul. Secara khusus, studi juga menunjukkan ukuran cairan mani (semen) yang tidak normal merupakan sinyal tingginya risiko kanker, bahkan 10 tahun sebelum kanker didiagnosis.

If your news facts are out-of-date, how will that affect your actions and decisions? Make certain you don't let important news information slip by you.

Hasil studi ini merekomendasikan para pria yang kurang subur untuk melakukan skrining secara berkala, bahkan di usia lebih muda untuk mencegah kanker prostat.

Para ahli menyebutkan hubungan antara kemandulan pada pria dan kanker prostat memang masih bersifat spekulatif, tetapi hasil studi ini menguatkan penelitian sebelumnya yang mengaitkan gangguan kesehatan dalam jangka panjang pada pria yang infertil.

Tahun lalu, jurnal The Archieves of Internal Medicine melaporkan hasil penelitian berskala besar yang menunjukkan tingginya risiko kanker testikel pada pria yang punya riwayat mandul.

Studi lain menyebutkan, ketika sel membelah dan memperbarui diri, pria yang infertil tidak bisa memperbaiki kesalahan pada DNA, seperti halnya pada pria yang subur. Ketidakmampuan tubuh dalam memperbaiki DNA berkaitan dengan timbulnya penyakit di masa mendatang, misalnya kanker.

There's no doubt that the topic of news can be fascinating. If you still have unanswered questions about news, you may find what you're looking for in the next article.

Minggu, 28 Maret 2010

Sikap Optimistis Tingkatkan Sistem Imun

If you're seriously interested in knowing about news, you need to think beyond the basics. This informative article takes a closer look at things you need to know about news.
Kompas.com " Tugas dari sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah mencegah masuknya mikroorganisme pembawa penyakit ke dalam tubuh dan membasminya apabila sampai ada yang masuk. Sebuah studi menunjukkan, sikap optimistis akan meningkatkan kemampuan sistem imun tubuh kita.

Kendati hasil studi yang dilakukan sejumlah ahli dari University of Kentucky, Amerika Serikat, ini tidak menunjukkan secara langsung bagaimana cara pandang positif membuat kita lebih sehat, tetapi menguatkan studi sebelumnya yang menemukan kaitan antara penyakit dan sikap seseorang.

Sebelumnya, para ahli telah mengetahui bahwa sistem imun setiap orang bisa terpengaruh oleh sikapnya. Dan, saat seseorang dipengaruhi rasa optimistis, sistem imun dalam tubuhnya akan semakin kuat.

Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.

Sejak 2001 hingga 2005, Profesor Suzanne C Segerstrom, ahli psikologi dari University of Kentucky, bersama dengan timnya melakukan survei kepada 124 mahasiswa jurusan hukum di tingkat pertama. Para responden diminta menjawab pertanyaan tentang level optimisme mereka akan berhasil di jurusan tersebut.

Para responden juga diberi suntikan antigen yang akan membuat sistem imun bereaksi berupa benjolan kecil di kulit. Makin besar benjolan, makin kuat reaksi sistem imun. Para peneliti menemukan bahwa respons sistem imun lebih kuat pada mahasiswa yang punya optimisme kuat. Sebaliknya, sistem imun melemah pada mereka yang cenderung punya sifat pesimistis.

"Ketika seseorang merasa lebih optimistis, mereka juga merasa lebih bahagia, gembira, dan faktor tersebut berkait dengan meningkatnya imunitas," kata Segerstrom.

Meski demikian, Segerstrom mengingatkan bahwa efek optimisme pada sistem imun mungkin terbatas, mengingat ada banyak faktor yang menyebabkan fluktuasi daya tahan tubuh manusia.

So now you know a little bit about news. Even if you don't know everything, you've done something worthwhile: you've expanded your knowledge.

Jumat, 05 Maret 2010

Menggertakkan Gigi Saat Tidur Tanda Stres

Imagine the next time you join a discussion about news. When you start sharing the fascinating news facts below, your friends will be absolutely amazed.
KOMPAS.com - Menggertakkan gigi saat tidur termasuk dalam gangguan dalam tidur, yang disebut sleep bruxism. Kebiasaan itu merupakan kebiasaan yang tidak disadari pelakunya. Sampai saat ini penyebab sleep bruxism ini tidak diketahui secara pasti.

Maria Giraki, peneliti dari Jerman, mengatakan orang yang punya kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur biasanya adalah orang sedang stres dan mencari solusi dari masalahnya. Kesimpulan tersebut dihasilkan berdasarakan penelitian terhadap 48 orang yang mengalami sleep bruxism.

Menggertakkan gigi bisa membuat bagian email menjadi tipis, serta merusak gigi belakang akibat tekanan gerakan rahang saat tidur lebih kuat dibanding saat mengunyah normal.
Selain gejala pada gigi, penderita juga sering mengeluhkan rasa sakit pada rahang bawah ketika bangun tidur. Ada juga yang mengeluhkan sakit kepala atau telinga pada pagi hari.

You can see that there's practical value in learning more about news. Can you think of ways to apply what's been covered so far?

"Penyebab kebiasaan menggertakkan gigi memang belum diketahui, namun faktor emosional diduga berpengaruh. Kami mencoba menyelidiki apakah perbedaan stres dan cara menyelesaikan masalah berpengaruh pada gejala bruxism," kata Giraki.

Untuk mengukur kadar gertakkan gigi, para peneliti meletakkan pelat tipis di mulut para responden. Ternyata tidak ada pengaruh usia, gender, atau pendidikan terhadap kebiasaan menggertakkan gigi. Hanya saja mayoritas penderita sleep bruxism adalah orang-orang yang didera stres setiap hari, khususnya dalam pekerjaan.

Peneliti berasumsi, orang yang suka menggertakkan gigi adalah mereka yang tidak bisa mengendalikan stresnya dan frustasi. "Mereka sepertinya lebih memilih cara negatif untuk keluar dari stresnya," kata peneliti.

Sampai saat ini belum ada terapi yang efektif untuk mengobati sleep bruxism. Namun pada pasien yang memang mengalami stres, dokter akan meresepkan obat antidepresi. Ada juga pasien yang mendapatkan hipnosis untuk mengeluarkan kecemasan dan marahnya sehingga kebiasaan menggertak gigi bisa hilang.

Now might be a good time to write down the main points covered above. The act of putting it down on paper will help you remember what's important about news.

Rabu, 03 Maret 2010

Penyebab Rasa Cemburu pada Wanita

This article explains a few things about news, and if you're interested, then this is worth reading, because you can never tell what you don't know.
VIVAnews - Wanita dikenal memiliki reputasi sebagai pencemburu dan suka membenci. Rasa cemburu itulah yang juga menyebabkan perpisahan pasangan selebritis Jennifer Aniston dan Brad Pitt serta ide cerita dalam film 'Bride War'.

Sebuah riset yang melakukan jajak pendapat terhadap 2.000 wanita menemukan apa saja yang membuat para kaum hawa cemburu.

# Wanita lebih pencemburu daripada pria

Sebanyak 73 persen wanita mengaku merasa iri, dibandingkan  27 persen dari pria yang merasa demikian. Pria tidak merasa iri terhadap penghasilan rekan-rekan mereka, bentuk tubuh atau yang lebih sering mendapat pasangan. Para pakar mengatakan kecemburuan ini dicirikan sebagai sifat feminin yang dimiliki wanita. Para wanita lebih nyaman mengakui rasa cemburu dan iri hati dibandingkan laki-laki.

I trust that what you've read so far has been informative. The following section should go a long way toward clearing up any uncertainty that may remain.

# Wanita lajang lebih iri daripada wanita yang memiliki pasangan

Sebanyak 63 persen perempuan lajang mengatakan bahwa mereka merasa iri teman-teman mereka yang telah menikah atau memiliki pasangan, sementara 37 persen mengatakan, mereka senang menjadi lajang.

Walaupun banyak fasilitas bagi para lajang untuk mencari pasangan, banyak diantara mereka yang mengatakan sedikit cemburu melihat status bertunangan teman di Facebook.

# Wanita menikah lebih cemburu pada suami mereka

Awalnya, kurang dari setengah wanita yang disurvei mengatakan bahwa mereka berjuang mengatasi masalah kepercayaan dan rasa cemburu. Namun, 53 persen wanita menikah dan yang telah memiliki pasangan memeriksa email atau daftar panggilan pasangan mereka.

Persentase yang sama merasa cemburu saat ada wanita yang menggoda suami mereka. Sebanyak 77 persen perempuan yang sudah menikah mengatakan bahwa mereka akan merasa cemburu jika suami mereka memliki teman dekat wanita platonis. Namun hanya 13 persen wanita mengatakan bahwa suami mereka akan merasa iri jika mereka berbicara dengan pria lain.

It never hurts to be well-informed with the latest on news. Compare what you've learned here to future articles so that you can stay alert to changes in the area of news.

Senin, 01 Maret 2010

Perkawinan Bahagia Kurangi Risiko Stroke

The following article lists some simple, informative tips that will help you have a better experience with news.
KOMPAS.com - Jika Anda seorang pria, menikah, dan pernikahan itu dipenuhi kemesraan dan kebahagiaan, maka risiko Anda terkena stroke lebih rendah dibanding dengan rekan lain yang tidak menikah atau yang perkawinannya tidak langgeng.

Penelitian yang dilakukan terhadap 10.000 orang Israel menemukan mereka yang masih melajang atau merasa kurang bahagia dengan pernikahannya lebih beresiko terkena stroke. Hasil penelitian ini dipresentasikan dalam pertemuan American Stroke Association International Conference.

The more authentic information about news you know, the more likely people are to consider you a news expert. Read on for even more news facts that you can share.

Sejumlah peneliti dari Tel Aviv University menganalisa wawancara yang dilakukan pada penduduk pria dan karyawan pemerintahan di tahun 1960-an. Responden yang rata-rata berusia 49 tahun itu diminta menilai skala kebahagiaan perkawinan mereka.

Para peneliti lalu melihat data responden yang meninggal karena stroke 34 tahun kemudian dengan membandingkan hasil wawancara tersebut. Setelah mempertimbangkan faktor sosio-ekonomi dan faktor pencetus stroke, seperti hipertensi dan merokok, para peneliti menemukan kaitan yang besar antara status pernikahan dan risiko stroke.

Pria yang masih lajang memiliki risiko terkena stroke 64 persen lebih tinggi dibanding rekannya yang menikah. Akan tetapi, mereka yang perkawinannya bahagia saja yang risio stroke-nya lebih rendah. Sebaliknya, perkawinan yang penuh tekanan dan cinta yang mulai pudar bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Berbagai penelitian menunjukkan kehidupan perkawinan yang berkualitas, nyaman dan tentram, berdampak positif bagi kesehatan. Meski demikian, para pakar kesehatan mengingatkan, selain kebahagiaan, gaya hidup lebih menentukan risiko terkena stroke. "Berolahraga, pola diet seimbang dan tekanan darah yang terjaga merupakan cara paling efektif untuk menghindari stroke," kata Dr.Peter Coleman, deputi direktur penelitian dari Stroke Association, Inggris.

Now that wasn't hard at all, was it? And you've earned a wealth of knowledge, just from taking some time to study an expert's word on news.