Minggu, 31 Januari 2010

Menciptakan Keluarga Bahagia di Usia Pertengahan

In today's world, it seems that almost any topic is open for debate. While I was gathering facts for this article, I was quite surprised to find some of the issues I thought were settled are actually still being openly discussed.
KOMPAS.com " Upaya menciptakan keluarga bahagia pada usia pertengahan sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut. Demikian menurut psikiater dan konsultan seksologi, Dr Naek L Tobing.

"Cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut," katanya dalam seminar keluarga dengan tema "Membangun Hubungan Harmonis bagi Pasangan Suami Istri di Usia Matang" di Pendopo Si Panji Pemkab Banyumas, Purwokerto, Sabtu (30/1/2010).

Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita. Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa kebahagiaan.

Ia mengemukakan, setiap orang ingin menikmati hidupnya pada usia cukup dewasa. "Ketidakmampuan untuk menikmati kehidupan walaupun syarat-syarat untuk itu telah terpenuhi, misalnya kondisi fisik yang sehat, keadaan ekonomi yang baik, atau anak-anak yang sudah jadi, membuat mereka jadi frustrasi. Khususnya bila hambatan-hambatan itu timbul dari perkawinan atau hubungan suami istri, termasuk nonseksual dan seksual," katanya.

Di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga meninggal.

The information about news presented here will do one of two things: either it will reinforce what you know about news or it will teach you something new. Both are good outcomes.

Selain itu, katanya, perbedaan fisik antara istri dan suami juga sering menimbulkan problem dalam kehidupan mereka. Naek menjelaskan, perbedaan fisik lebih banyak disebabkan kondisi mereka yang sudah mulai menurun pada periode menjelang usia lanjut.

 "Penyakit-penyakit sudah mulai hinggap sehingga mengganggu kemampuan untuk menikmati kehidupan. Mereka tidak lagi mampu untuk lebih maju lagi dalam karier," katanya.

Ia mengemukakan tentang pentingnya suatu kajian atas berbagai gangguan fisik karena usia atau penyakit supaya setiap pasangan mampu melewati masa itu dengan selamat.

"Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut," katanya.

Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.

Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan, katanya, penting untuk dilakukan. Psikoseksual, lanjutnya, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.

"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan," kata Naek.

You can't predict when knowing something extra about news will come in handy. If you learned anything new about news in this article, you should file the article where you can find it again.

Sabtu, 30 Januari 2010

Menciptakan Keluarga Bahagia di Usia Pertengahan

Have you ever wondered if what you know about news is accurate? Consider the following paragraphs and compare what you know to the latest info on news.
KOMPAS.com " Upaya menciptakan keluarga bahagia pada usia pertengahan sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut. Demikian menurut psikiater dan konsultan seksologi, Dr Naek L Tobing.

"Cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut," katanya dalam seminar keluarga dengan tema "Membangun Hubungan Harmonis bagi Pasangan Suami Istri di Usia Matang" di Pendopo Si Panji Pemkab Banyumas, Purwokerto, Sabtu (30/1/2010).

Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita. Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa kebahagiaan.

Ia mengemukakan, setiap orang ingin menikmati hidupnya pada usia cukup dewasa. "Ketidakmampuan untuk menikmati kehidupan walaupun syarat-syarat untuk itu telah terpenuhi, misalnya kondisi fisik yang sehat, keadaan ekonomi yang baik, atau anak-anak yang sudah jadi, membuat mereka jadi frustrasi. Khususnya bila hambatan-hambatan itu timbul dari perkawinan atau hubungan suami istri, termasuk nonseksual dan seksual," katanya.

Di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga meninggal.

You may not consider everything you just read to be crucial information about news. But don't be surprised if you find yourself recalling and using this very information in the next few days.

Selain itu, katanya, perbedaan fisik antara istri dan suami juga sering menimbulkan problem dalam kehidupan mereka. Naek menjelaskan, perbedaan fisik lebih banyak disebabkan kondisi mereka yang sudah mulai menurun pada periode menjelang usia lanjut.

 "Penyakit-penyakit sudah mulai hinggap sehingga mengganggu kemampuan untuk menikmati kehidupan. Mereka tidak lagi mampu untuk lebih maju lagi dalam karier," katanya.

Ia mengemukakan tentang pentingnya suatu kajian atas berbagai gangguan fisik karena usia atau penyakit supaya setiap pasangan mampu melewati masa itu dengan selamat.

"Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut," katanya.

Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.

Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan, katanya, penting untuk dilakukan. Psikoseksual, lanjutnya, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.

"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan," kata Naek.

As your knowledge about news continues to grow, you will begin to see how news fits into the overall scheme of things. Knowing how something relates to the rest of the world is important too.

Pengalaman dengan Gay

Have you ever wondered if what you know about news is accurate? Consider the following paragraphs and compare what you know to the latest info on news.
KOMPAS.com - Pria ini berusaha menghilangkan kenangan masa lalunya ketika menjalin hubungan dengan seorang pria gay dan berusaha hidup normal sebagai pria heteroseksual.

"Saya seorang pria umur 29 tahun. Dua tahun lalu, waktu kos di Jakarta, saya pernah hidup dalam dunia gay. Selama dua tahun saya hidup bersama seorang pria yang umurnya setahun lebih muda. Selama itu saya mengalami hubungan seksual layaknya pasangan gay. Saya merasa aneh kenapa bisa melakukan itu, padahal sebelumnya saya bukan gay.

Dulu saya pernah punya pacar, kemudian putus karena masalah beda agama. Sewaktu pacaran, saya tidak pernah melakukan hubungan seks walaupun ada keinginan. Pacar saya selalu menolak kalau sudah sampai mau melakukan hubungan seks.

Sekarang saya menjalin hubungan lagi dengan seorang gadis berumur 25 tahun. Saya merasa mencintai dia, demikian juga pacar saya. Masalahnya, mengapa kalau berciuman dengan dia, saya sering teringat pacar gay saya dulu?

Sejak saya pisah dengan pacar gay itu, saya berusaha kuat agar tidak bertemu dia lagi. Dia kadang menelepon saya, tapi saya hanya tanggapi biasa-biasa saja. Kalau dia mulai menyinggung yang dulu, saya segera memutuskan teleponnya dengan berbagai alasan. Saya ingin hidup seperti pria normal.

Apakah saya seorang gay? Apakah saya bisa hidup normal seperti pria umumnya? Bagaimana caranya agar saya tidak terpengaruh lagi dengan apa yang saya lakukan dulu? Bagaimana agar bayangan masa lalu dengan gay itu tidak datang lagi?
M.K, Jateng

If you base what you do on inaccurate information, you might be unpleasantly surprised by the consequences. Make sure you get the whole news story from informed sources.

Upaya gigih
Salah satu penyebab perilaku homoseksual ialah pengaruh lingkungan, selain faktor lainnya. Kondisi selama kos di Jakarta tampaknya menyebabkan Anda bergaul dekat dengan pria homoseksual itu. Kedekatan itu kemudian berubah menjadi hubungan yang lebih pribadi, termasuk hubungan seksual.

Peristiwa seperti ini memang dapat terjadi. Inilah yang disebut sebagai faktor lingungan sebagai penyebab perilaku homoseksual. Jadi memang mungkin terjadi Anda yang dulu punya pacar perempuan kemudian menjalin hubungan homoseksual.

Masalahnya, sekarang Anda ingin hidup normal sebagai pria heteroseksual dan bayangan homoseksual masa lalu sering muncul. Inilah yang harus menjadi pergumulan Anda karena Anda sudah menjalin hubungan dengan seorang gadis.

Sikap Anda dengan tidak mau bertemu lagi dengan teman gay itu, sudah merupakan langkah yang sangat tepat. Apalagi Anda berusaha menjauh dari telepon teman lama itu. Sikap ini harus tetap Anda pegang dan lakukan.

Lebih jauh lagi, kalau bayangan masa lalu muncul, segeralah hilangkan dan jangan larut terbuai. Ingatlah seorang gadis pacar Anda yang mencintai Anda. Hanya dengan upaya gigih begitu Anda akan dapat melupakan masa lalu dan hidup sebagai pria normal heteroseksual.

Kalau Anda tidak mampu melakukan kontak homoseksual selama dua tahun setelah berpisah dengan dia, Anda harus mempertahankan untuk selanjutnya.

Konsultasi dijawab oleh Prof.Dr.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And

Don't limit yourself by refusing to learn the details about news. The more you know, the easier it will be to focus on what's important.

Jumat, 29 Januari 2010

Mengenal Herpes Simpleks

Imagine the next time you join a discussion about news. When you start sharing the fascinating news facts below, your friends will be absolutely amazed.
KOMPAS.com- Herpes, apalagi di bagian tubuh bawah, selalu dengan mudah dikaitkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual. Padahal, herpes simpleks merupakan infeksi yang sering dijumpai, baik pada selaput lendir mulut, di dekat mata, alat kelamin, atau bagian tubuh lain.

Herpes simpleks disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) tipe 1. Penyakit kulit ini dapat ditulari dari orang yang mempunyai luka terbuka. Penggunaan bersama alat makan, pencukur dan handuk juga dapat menyebarkan penyakit ini. Herpes simpleks dapat diturunkan dalam keluarga. Walaupun mungkin ini disebabkan karena aspek menular, namun ada juga faktor kerentanan genetik.

See how much you can learn about news when you take a little time to read a well-researched article? Don't miss out on the rest of this great information.

Menurut pakar kedokteran dari Mayo Clinic, gejala herpes simpleks pertama kali dapat timbul 20 hari setelah terpapar virus. Tandanya berupa lepuhan kecil terisi cairan pada bagian kulit yang menonjol, merah, dan terasa nyeri. Biasanya berlokasi pada bibir, tapi ada kalanya pada cuping hidung, pipi, atau jari.

Herpes simpleks sering timbul pada saat yang tak terduga dan tidak ada cara untuk menyembunyikannya atau membuatnya hilang dalam sekejap. Tetapi obat herpes yang disebut asiklovir dapat memperpendek masa sakit dan mengurangi rasa nyeri. Obat ini merupakan antivirus yang akan diresepkan dokter untuk orang yang sering terkena herpes simpleks.

Virus herpes akan berubah menjadi bentuk laten dalam sel saraf. Dengan kata lain, virus ini dapat muncul kembali sebagai infeksi di tempat semula atau di sekitarnya dan menimbulkan herpes simpleks baru. Kekambuhan penyakit ini terjadi jika penderita mengalami penurunan kekebalan tubuh.

Setiap kali akan muncul serangan baru herpes simpleks, bagian tersebut akan terasa gatal. Bila kambuh biasanya lebih ringan dari infeksi awal. Pada sebagaian besar orang dewasa, terutama anak-anak, penyakit ini akan hilang dalam 7-10 hari tanpa perawatan.

Take time to consider the points presented above. What you learn may help you overcome your hesitation to take action.